Halaman

Kamis, 04 Februari 2021

badan usaha (r)amalan politik salah kursi

badan usaha (r)amalan politik salah kursi

 Bukan tebak-tebakan. Belum punya tapi merasa kehilangan. Sejatinya, sudah punya banyak tapi merasa belum punya apa-apa. Apakah menimpa kaum berilmu atau menjadi watak dasar pemunya akal sehat dan penyandang jiwa tenang. Menyangkut pasal religiusitas dengan segala penjelasan. Antara merasa ‘punya’ dengan merasa ‘kehilangan’ berada di satu kuadran.

 Menyatunya komponen kedirian yang beda posisi, tergantung kinerja kendali diri. Asumsi bahwa nasib tergantung perjuangan hidup, memang. Sebagai formula umum tapi perlu pembelajaran hidup orang dewasa. Memanfaatkan waktu bumi bukan berarti mengurangi jam makan. Jaga jarak sosial horisontal agar tidak terkontaminasi beda pilihan, beda niat.

 Seorang anak manusia berketurunan lokal nusantara, sigap ikut arus pendek zaman dengan melek TIK. Efek tanpa tatap muka dengan kerumunan massa. Cerdas emosi kebatinan diri kian fasih, latah, lincir lidah merasa tidak ada saksi mata. Fakta ringan “salah pilih vs pilihan keliru” sebagai jawaban jitu jika ada pihak merasa berhak atas kursi otonomi plus otoritas politik. Sisi lain menyiratkan “dilema rakyat miskin nusantara, tradisi lingkungan vs warisan keluarga”. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar