Halaman

Jumat, 19 Februari 2021

murang tata vs kakèhan aba

 murang tata vs kakèhan aba

Berdiri sendiri, tidak terkait, tidak terikat namun tetap terkita. Suka-suka pemirsa tanpa gejala, tahu-tahu langsung titik. Tidak pakai koma. Protokol harian masih memberlakukan tanggal genap-ganjil. Sehingga cakupan hingga sampai anak bangsa kurang genap maupun anak bangsa agak ganjil. Ambang batas aman tergantung angka muai.

 Menilik ciri khas arus utama negara berkembang. Hal sepele dibikin bertele-tele. Menyangkut wibawa partai, nama baik oknum ketum maka daripada itu tersangka bisa menghilangkan diri, termasuk saksi ikutan atau terduga penyerta yang masih aman terkendali. Babak kehidupan harian, antara ‘seperti kemarin’ vs ‘seperti biasanya’ kian susah ditelusuri ujung lingkaran setan bernegara.

 Selaku manusia darat, wajar jika alergi air. Sisanya manusia air namun antipati hujan. Hidup dari dan di udara tidak membuat lupa daratan, mabuk laut. Sinergitas anak bangsa disensor dengan saringan multipartai. Kian berlapis rambu-rambu berbangsa plus bernegara, pratanda ramah politik multipihak. Sigap diri menjadi tuan rumah namun berstatus budak di negeri sendiri. Lintah darat politik berbaur mesra dengan daya cengkeram ban radikal kembang-kempis.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar