awas barang tiruan!
padahal yang dipromo imitasi
Namanya pariwara, iklan atau sebutan sejenis di
layar kaca. Tidak mau rugi. Soal reaksi pemirsa, urusan ybs. Pakai celoteh anak
bau kencur: “e g p” alias emangnya gue pikirin. Makanya manusia si pepromo
tampak tak punya, tak pakai pikiran. Asal ngablak, njeplak.
Singkat kata, terjadilah prosese pembodohan
berlapis. Dari mana mulainya, sama saja. Bak lingkaran setan atau segitiga
tipu-tipu. Bagi pemilik stasiun layar kaca, yang penting ada pemasukan Rp. Soal
mendidik atau tidak, kembali ke asas “e g p”.
Acara, adegan, atraksi di layar kaca tanpa sponsor,
mana mungkin. Apalagi pakai pola diskusi, dialog, debat dengan narasumber,
bintang tamu yang berklas. Paling berklas pembawa acara.
Berita kinerja pemerintah bersaing dengan pariwara
bersaing dengan sinetron picisan.
Jadi siapa yang bertanggung renteng atas efek
domino, efek karambolnya.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar