Halaman

Senin, 27 April 2020

misteri balungprit, anti geprek lumer di lidah


misteri balungprit, anti geprek lumer di lidah

Pihak penyuka makanan ringan, penggemar jajanan pasar, penikmat kue kering / kue basah, pelahap cemilan. Jenisnya masuk kategori jadul, kenangan lama, nostalgia, masa kecil. Khususnya yang tersebut sebagai judul olah kata. Makanan daerah dengan sebutan khas. Sama nama beda olahan.

Jelang buka puasa Ramadhan 1441H. Mulut pakai masker sesuai protokol kesehatan. Jelajah jalan lingkungan multimanfaat yang tenar dengan nama jalan puskesmas. Praktis jalan kaki, termasuk liwat gang semi-senggol. Jalan pintas di pinggir kompleks. Berbatasan dengan hunian suku bangsa pemula.

Terdapatlah bangunan yang jual makanan ringan partai besar maupun eceran. Bisa pesan atau sesuai ketersediaan sesuai hasil buruan pedagang ybs. Ada sejenis makanan kering berwarna putih. Bentuk elips, bagian bawah rata. Bukti diolah pakai oven atau sejenis. Kemasan ringan isi 10 butir, didalamnya terselip label sederhana depkes 1990 Tangerang. Tiap butir diwadahi kantung plastik tertutup. Ringan tapi solid, padat. Tidak terdapat remukan di wadahnya.

Bentuk rekahan memancing ingatan akan kue kering balungprit. Bang penjual tak tahu nama pasti, persisnya. Satu bungkus @10 butir seharga 5 ribu Rp. Karena ringan dan harga cukup ringan, kubeli 2 bungkus. Sampai rumah kutimbang dengan timbangan kue. Akurat, 20 butir sekitar 250 gram.

Niat awal, kue dipijat-pijat pakai ujung jari, agar remuk. Dijatuhkan saja, tetap kokoh, utuh. Rencana B, kue dikeprek pelan pakai muntu agar tak berhamburan. Tumbukan atau kepretan ringan, bolal balik. Hasilnya, tak sampai jadi tepung, butiran kecil tidak rata. Ada yang pipih.

Remukan 5 butir dioplos dengan susu manula, oats dituang air mendidih, diaduk, ditutup rapat. Satu jam-an jelang azan maghrib. Aneh, butiran tidak larut dalam rendaman air mendidih. Mekar ala kadarnya, bukan adonan. Rasa selain manis, gurih juga tidak. Enak disantap hangat usai tarawih.

Beda hari, garwo tertarik karakter balungprit. Anti geprek plus tidak berefek sesuai harapan saat direndam. Ambil sebutir, dipotong pas lidah. Ternyata, ketika ditaruh di atas lidah, diemut biar menyerap ludah. Diluar dugaan hukum fisika, ternyata balungprit mengalami kasus pelumeran. Tak perlu dikunyah pakai geraham. Ada rasa jahe. Ada potongan kelapa muda.

Tak begitu saja percaya hasil uji coba garwo. Kubuktikan dan terbukti sampai 3 butir. Plus dihisap agar tak menyangkut di sisa gigi karena usia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar