negara kelebihan kursi,
desa kekurangan sawah
Makanya pakai ilmu komunikasi. Bisa kontak lawan jenis, bisa kenal kamar
sebelah, bisa tahu beda pilihan. Meningkat, praktikkan dalil keterhubungan,
resep ketersambungan, rumus timbal-balik, ramuan keterikatan sekaligus
keterkaitan, formula serba saling vs merasa serba. Padahal terjadi pasal
keseimbangan, kesetaraan, keadilan, keterpaduan, keteraduan (adu kuat, adu
kaya, adu kuasa).
Peribahasa berbahasa Jawa: “negara mawa tata, desa
mawa cara”. Diartikan negara
dengan tata desa dengan cara. Atau bisa juga negara memiliki peraturan (hukum),
desa memiliki adat istiadat.
Adab bermasyarakat, berbangsa, bernegara di negara Pancasila. sudah
dibakukan, dibukukan, dibekukan bahwasanya murni terbetuk 4 Pilar Berbangsa dan
Bernegara. Otomatis, praktik bermasyarakat tak perlu pilar. Sebagai dasar
terjadinya kehidupan interaksi antar manusia.
Ramuan ajaib revolusi mental mampu menjadikan siapa pun menjadi apa saja. Aturan
main adalah di kandang harimau sudah diatur cara mengaum. Paket auman tersedia
sesuai selera dompet. Pilih paket satu periode bebas OTT, bebas peremajaan dan
sirkulasi kursi atau perpanjangan tiap tahun.
Adat desa sebagai ladang amal, lahan pahala. Urusan perut menjadi bagian
sederhana HAM. Daya belanja manusia dan atau orang, tergantung kapasitas perut
masing-masing. Tak layak, tak lazim disamagendutkan.
Geopolitik nusantara, bagaimana bunyi sunyinya. Lapisan demi lapisan
tanah-air bisa dilipat. Negara agraris terdegradasi sepetak demi sepetak. Utamakan
perut pengusaha. Jaga martabat bangsa dengan menjalin barter politik. Pakai rumus
manusia ekonomi yang berpengalaman menentukan nasib bangsa liwat kebijakan
manusia politik.
Masa berlaku penguasa sesuai kontrak politik. Bidang garap dan daya jelajah
pengusaha, pakai paribasan “njajah desa milang kori”. Keseimbangan alam, ada yang bisa ditumpuk
berbanding lurus dengan ada yang bisa diciutkan. Jadilah kombinasi negara agraris
minimalis. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar