Ramadhan Islam nusatara 1441H dan
manusia terbelenggu setan
Dalil selama Ramadhan, setan dibelenggu. Umat Islam
merasa ringan, enteng, mudah, lancar melakukan puasa wajib maupun ibadah
lainnya. Ganjaran pahala berlipat tentu menjadi motivasi pendukung. Pamrih
utama karena perintah-Nya dan menjaga stabilitas diri selaku orang-orang
beriman.
Kalimat istiazah, bukan menjadi atau sekedar bukti betapa
daya goda setan. Setan itu terbagi atas dua jenis, yaitu setan dalam wujud
manusia dan setan dalam wujud Jin. Tersirat, ada indikasi bahwa yang namanya
setan itu tidak selamanya identik dengan Iblis. Invasi, intervensi setan bisa
liwat aliran darah manusia.
Anak bangsa pribumi nusantara semua agama, lebih
akrab dengan lema ‘setan’. Tahu gejala kerasukan setan, kemasukan setan, pasar
setan, kesetanan. Sampai adab gaul lebih merasa akrab jika pakai plesetan.
Makian: “persetan!”. Malah menjadi bahasa gaul pengakrab.
Adab gaul bahasa daerah Jawa, mengenal istilah
“setan ora doyan, demit ora ndulit”. Pil setan menjadi gaya hidup generasi
bebas masa depan. Sadar dan berencana menjadi budak sétan-gèpèng. Liwat jasa
ujung jari tangan, mengambil alih tugas setan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar