ketika salah paham
nenjadi paham teranyarkan
Karena sifatnya tidak matematis. Tidak bisa diukur atau ada ukurannya. Bisa
diperhitungkan secara seksama, berkeadilan serta berkelanjutan. Bias, menguntungkan
pihak yang jeli menerawang peluang. Matra tidak mau rugi menambah daya responsif,
kadar kepekaan dan peduli sejak dini.
Warga binaan dalam sistem pemasyarakatan mempunyai hak untuk mendapatkan pembinaan
rohani dan jasmani hak mereka untuk menjalankan ibadahnya, berhubungan dengan
pihak luar baik keluarganya maupun pihak lain, memperoleh informasi, baik melalui
media cetak maupun elektronik, memperoleh pendidikan yang layak dan sebagainya.
(PP 32/1999)
Apa jadinya bahwa nyatanya NKRI sebagai tujuan wisata dunia. Banyak obyek
wisata yang layak jual. Rakyat, terutama di daerah yang jauh dari ibukota
provinsi maupun ibukota kabupeten/kota, sulit membedakan mana wisatawan sejati
dengan yang berkedok wisatawan.
“gagal paham Bung!, bukan gagal saham”. Balik kanan ke judul “gagal paham
politik démagogi penguasa”. Kata KBBI, jelasnya bahwa démagogi politik untuk
memperoleh kekuasaan dengan jalan menghasut dan membangkitkan emosi rakyat.
Karena emosi yang bicara. Semua informasi ditelan mentah-mentah. Anak
bangsa pribumi yang masuk usia non-produktif. Yang cel darah merah politiknya
tidak pernah bekerja. Mendadak menjadi ikut beringas. Tak mau kalah garang
dengan generasi yang notabene seumur anaknya.
Peradaban politik nusantara, salah kaprah vs gagal paham. Kandungan bahasa
dan sastra Jawa sarat pasal budi pekerti, tata krama, subhasila, parikrama
sehingga secara substansial, prosedural, redaksional, normatif tidak
disangsikan lagi sebagai rujukan utama pendidik politik.
Praktik politik lokal atau seminasional, tak jauh dari urusan isu
kekuasaan. Kian jauh dari akar rumput, berbanding lurus dengan alergi demokrasi,
konstitusi, ideologi. Ikhwal benar, betul, baik, bagus ditentukan oleh raihan
suara terbanyak. Penetapan secara aklamasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar