gaya hidup lanjut tanpa
gampang terkejut
Kuping anak cucu keturunan pribumi nusantara, lebih akrab, terbuka, sentimen
positif dengan sebutan ‘kaget’ ketimbang ‘kejut’. Penyuka pengharap uang kaget
menjadi budaya budi upeti. Strata khusus menjadi kursi kagetan, kursi tiban. Mendapat
kejutan hidup, bisa surprise bisa sebaliknya. Konotasi cobaan hidup, uji nyali hidup
di dunia.
SOP penuaan karena pertambahan umur bisa berbanding lurus dengan penuaan fungsi
anggota tubuh, fisik dan kerabat dekatnya. Sebaliknya, terjadi pasal penyelamatan
alami tubuh dengan metode peremajaan, reklamasi diri sesuai laju waktu dunia. Dikarenakan
oleh karena ybs tahu standar bugar dan mempraktikkannya secara sadar, cerdas
dan berkelanjutan.
Peredam kejut yang dimiliki setiap manusia, ada umur teknisnya. Gaya hidup
boros energi tak terbarukan menjadi biang reaksi cepat tanpa mikir. Manusia sesuai
kodrat jiwanya, memang rawan, rentan, riskan benturan fisik. Tidak halnya
dengan rangsangan syahwat, libido dari lawan jenis. Ada yang tokcer ada yang
pola ‘peltu’. Sisanya sibuk transaksi perjuangan hidup.
Manusia Jawa yang tidak ngujo howo alias Jowo. Sekiranya sebisa-bisanya ora gampang kagetan, ora gampang gumunan. Cuma serba bisa merasa serta saling untuk menjadi
manusia unggul. Pura-pura kaget sebagai simbol diri ketika ditawari kursi. Namun
sifat manusia yang manusiawi, hanya diliwati bagi-bagi kursi, meradang tanpa
resep. Berdendang tanpa lagu. Menggerutu penuh lenggang.
Setiap waktu terjadi perpanjangan waktu yang tak disadari manusia. Begitu waktunya
tiba, apa daya vs daya apa. Memang sudah waktu kehabisan waktu. Lebih sibuk
memikirkan waktu lalu. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar