Halaman

Kamis, 16 April 2020

gaya hidup lanjut tanpa gampang terkejut


gaya hidup lanjut tanpa gampang terkejut

Kuping anak cucu keturunan pribumi nusantara, lebih akrab, terbuka, sentimen positif dengan sebutan ‘kaget’ ketimbang ‘kejut’. Penyuka pengharap uang kaget menjadi budaya budi upeti. Strata khusus menjadi kursi kagetan, kursi tiban. Mendapat kejutan hidup, bisa surprise bisa sebaliknya. Konotasi cobaan hidup, uji nyali hidup di dunia.

SOP penuaan karena pertambahan umur bisa berbanding lurus dengan penuaan fungsi anggota tubuh, fisik dan kerabat dekatnya. Sebaliknya, terjadi pasal penyelamatan alami tubuh dengan metode peremajaan, reklamasi diri sesuai laju waktu dunia. Dikarenakan oleh karena ybs tahu standar bugar dan mempraktikkannya secara sadar, cerdas dan berkelanjutan.

Peredam kejut yang dimiliki setiap manusia, ada umur teknisnya. Gaya hidup boros energi tak terbarukan menjadi biang reaksi cepat tanpa mikir. Manusia sesuai kodrat jiwanya, memang rawan, rentan, riskan benturan fisik. Tidak halnya dengan rangsangan syahwat, libido dari lawan jenis. Ada yang tokcer ada yang pola ‘peltu’. Sisanya sibuk transaksi perjuangan hidup.

Manusia Jawa yang tidak ngujo howo alias Jowo. Sekiranya sebisa-bisanya ora gampang kagetan, ora gampang gumunan. Cuma serba bisa merasa serta saling untuk menjadi manusia unggul. Pura-pura kaget sebagai simbol diri ketika ditawari kursi. Namun sifat manusia yang manusiawi, hanya diliwati bagi-bagi kursi, meradang tanpa resep. Berdendang tanpa lagu. Menggerutu penuh lenggang.

Setiap waktu terjadi perpanjangan waktu yang tak disadari manusia. Begitu waktunya tiba, apa daya vs daya apa. Memang sudah waktu kehabisan waktu. Lebih sibuk memikirkan waktu lalu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar