Halaman

Jumat, 10 April 2020

dilema generasi pacu cuap ucap, gagah sanggah vs gagap tanggap


dilema generasi pacu cuap ucap, gagah sanggah vs gagap tanggap

Memperhatikan hal tersebut, konsolidasi demokrasi mensyaratkan setidaknya dua hal penting, yakni : Pertama, jaminan terselenggaranya pranata-pranata politik dalam prinsip dan norma demokratis. Kedua, dikokohkannya sistem nilai publik untuk mengukur serta mengevaluasi proses sirkulasi elit, agar berjalan secara demokratis dengan hasil akhir yang baik bagi demokrasi.

Konsolidasi demokrasi pada akhirnya berfungsi untuk memastikan agar sirkulasi elit berjalan secara demokratis dan menghasilkan rezim politik baru yang juga demokratis.

Konsolidasi demokrasi pada masa demokrasi pada dasarnya adalah panggilan permanen bagi semua aktor yang terlibat dalam demokrasi. Ia memanggil semua warga untuk tetap awas, terlibat secara aktif dan dewasa dalam setiap proses keputusan publik. Hasil analisis terhadap data IDI Tahun 2013, “Tantangan Konsolidasi Demokrasi:  Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Adab Berdemokrasi”. Dimaksudkan bagaimana membangun kapasitas dan kualitas kelembagaan demokrasi ke depan agar demokrasi tidak hanya bersifat prosedural belaka.

Bahkan, terbukti pula bahwa demokrasi adalah satu sistem politik dan penyelenggaraan negara yang juga terbuka untuk segala macam penyelewengan.

Lebih dari itu, IDI juga menekankan perilaku demokrasi baik dari sisi penyelenggara negara maupun dari sisi masyarakat: apakah masyarakat memanfaatkan ruang publik demokrasi yang tercipta secara beradab sesuai hak dan tanggung jawab sebagai warga negara.

Rakyat semakin menyadari hak-hak mereka dan kian peka terhadap praktik-praktik penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar dan merugikan rakyat. Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat, dan tidak bisa lain, kecuali harus merespon tuntutan-tuntutan tadi.

Babak selanjutnya . . . . (sumber: Media Keuangan, Kemenkeu, VOLUME XIV / NO. 146 /NOVEMBER 2019)

Melalui anggaran pendidikan yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, seluruh program digunakan untuk mempersiapkan generasi muda untuk dapat bersaing di kancah global dan mewujudkan Indonesia Emas 2045 yaitu Indonesia sebagai negara maju.

Dua inisiatif baru muncul pada 2020, yakni Dana Abadi Kebudayaan dan Dana Abadi Perguruan Tinggi. Dana Abadi Kebudayaan didasari pada keinginan pemerintah untuk menjamin keberlangsungan upaya pemajuan kebudayaan bagi generasi penerus bangsa. Sementara, Dana Abadi Perguruan Tinggi dilandasi niatan mewujudkan perguruan tinggi berkelas dunia.

Betul-betul . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar