Halaman

Rabu, 29 April 2020

faktor ABCDE, efek domino di rumah saja


faktor ABCDE, efek domino di rumah saja

Mata rantai pandemik covid-19, yang mana dimana rumah tinggal menjadi kubu, beteng pertahanan paling diandalkan. Status sementara bertajuk ODP (ora duwe penghasilan) tak bikin kendur semangat. Bisa praktik kreativitas dan produktivitas. Hobi yang tersisa, didaur ulang dengan rekam jejak.

Kode etik, etika kerja, SOP di tempat mencari nafkah, membelengu kinerja fitrah diri. Mengaca dan mengacu judul olah kata “dilema protokol kemanusiaan, patuh karena butuh vs taat karena niat”. Kendati pakai istilah ‘kemanusiaan’ tak otomatis masuk ranah serba manusia. Bebas ranah atas ketertarikan masing-masing pihak yang merasa masih manusia.

Menjadi manusia banyak aturan. Rambu-rambu berbasis simbol universal kian membuktikan bahwa manusia buta aturan main. Maunya serba bebas tanpa aturan. Terlebih saat sibuk dengan kegiatan menyendiri, mandiri tanpa interaksi dengan pihak mana pun.

Kontribusi positif kawanan loyalis penguas berkat kerajinan tangan liwat ujung jari tangan. Efektivitas protokol kesehatan, menampilkan jati diri manusia dari semua aspek kehidupan.

Adalah mereka, memang terjaga fitrahnya. Sikapi efek karantina rumah sebagai hikmah kumpul keluarga 24 jam. Gaya hidup kembali ke alam menjadi pelipur lara. Manfaatkan waktu sesuai tradisi religiusitas keluarga. Optimalkan realisasi Ahli Ibadah. Menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah, bijak tampil selaku Ahli Masjid.

Kebiasaan selaku manusia sosial. Lanjutkan aksi lingkungan berupa Bakti Sosial. Ketua RT mendadak sibuk dengan urusan daya belanja warga. Menjadi perpanjangan tangan terakhir pemerintah daerah. Jaga jarak sosial karena warga merasa senasib. Jenuh di rumah, nimbrung di kumpul keluarga. Penyemprotan lingkungan.

Jika semua warga melakukan hal yang sama untuk lingkungan. Muncul penggaya modal Cakap Kata. Tampak sibuk dengan ujaran pengisi waktu. Tak ada yang minta apalagi ditunjuk untuk menjadi juru penerang. Pandai-pandai memposisikan diri. Terlebih jika diliput masuk WA group RT.

Karena usia, alasan bau tanah, pilih aksi Duduk Manis. Memang ikut aksi lingkungan tanpa reaksi berlebih. Sesuai kadar umur. Mau buka mulut, takut melantur karena lidah sudah lentur. Mulut tak canggung dan tanggung-takut ketika masuk sesi santap hidangan. Di rumah, gaya klasik baca surat kabar terbitan terbatas. Menyimak acara layar kaca untuk memperlambat proses penuaan.

Evaluasi Mandiri setelah PSBB atau 14 hari pertama liwat. Abaikan pasal mudik, pulang kampung, lebaran di tanah kelahiran. Utamakan langkah diri pasca agresi covid-19. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar