status statis
kopat-kapit komat-kamit petugas partai tanda
Permasalahan bangsa dan negara, kendati daya dukung
dan daya sokong 4 Pilar sekiranya manjur bin mujarab. Nyatanya ternyata tidak
bisa direduksi dengan menetapkan kebijakan baru dan mengabaikan kebijakan lama.
BBM dimana saja dijual dengan harga standar. Soal
biaya logistik, sudah direduksi dengan tol laut. Kebijakan mana lagi yang
terabaikan. Fakta kecil jika diberitakan menerus, ditayang ulang, akan mampu
menjadi fakta besar. Sampai rakyat lupa mana tugas utama, kewajiban pokok dan
mana acara seremonial, hura-hura.
Generasi penerus bangsa kehilangan mata rantai
pergerakan. Tersumbat, terhambat praktik sistem feodalistik pemerintahan.
Setiap daerah punya aturan main, ajang juang, gaya gaul dan peluang untuk jadi
apapun.
Generasi terlambat lahir vs generasi cepat matang.
Bukan pilihan dan tak pakai gaya moderat. Kepastian bahwa umat Islam sebagai
umat yang moderat harus mampu mensinergikan dua dimensi yang berbeda; dimensi teocentris
(hablun min Allah) dan antropocentris (hablun min an-nas).
Tuntutan tersebut bukanlah tuntutan zaman, tetapi tuntutan al-Qur’an yang wajib
dilaksanakan.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan struktur
anatomi, perangkat kelengkapan dan perlindungan diri paling baik. Fitrah
manusia dianugerahi Allah SWT dengan atribut dan modal pribadi. Diwujudkan
liwat keseimbangan jiwa raga, kesetaraan lahir batin, stabilitas jasmani rohani
serta ikhwal lainnya.
Kalau makna jaga jarak politik aman, olah kata saya sejatinya memang adalah aksi gerakan non-politik senyap, yang mengekspresikan
sikap jati diri melek-politik ke dalam format high politics. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar