Halaman

Minggu, 12 April 2020

status statis kopat-kapit komat-kamit petugas partai tanda


status statis kopat-kapit komat-kamit petugas partai tanda

Permasalahan bangsa dan negara, kendati daya dukung dan daya sokong 4 Pilar sekiranya manjur bin mujarab. Nyatanya ternyata tidak bisa direduksi dengan menetapkan kebijakan baru dan mengabaikan kebijakan lama.

BBM dimana saja dijual dengan harga standar. Soal biaya logistik, sudah direduksi dengan tol laut. Kebijakan mana lagi yang terabaikan. Fakta kecil jika diberitakan menerus, ditayang ulang, akan mampu menjadi fakta besar. Sampai rakyat lupa mana tugas utama, kewajiban pokok dan mana acara seremonial, hura-hura.

Generasi penerus bangsa kehilangan mata rantai pergerakan. Tersumbat, terhambat praktik sistem feodalistik pemerintahan. Setiap daerah punya aturan main, ajang juang, gaya gaul dan peluang untuk jadi apapun.

Generasi terlambat lahir vs generasi cepat matang. Bukan pilihan dan tak pakai gaya moderat. Kepastian bahwa umat Islam sebagai umat yang moderat harus mampu mensinergikan dua dimensi yang berbeda; dimensi teocentris (hablun min Allah) dan antropocentris (hablun min an-nas). Tuntutan tersebut bukanlah tuntutan zaman, tetapi tuntutan al-Quran yang wajib dilaksanakan.

Manusia diciptakan Allah SWT dengan struktur anatomi, perangkat kelengkapan dan perlindungan diri paling baik. Fitrah manusia dianugerahi Allah SWT dengan atribut dan modal pribadi. Diwujudkan liwat keseimbangan jiwa raga, kesetaraan lahir batin, stabilitas jasmani rohani serta ikhwal lainnya.

Kalau makna jaga jarak politik aman,  olah kata saya  sejatinya memang  adalah aksi gerakan non-politik senyap, yang mengekspresikan sikap jati diri melek-politik ke dalam format high politics. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar