Halaman

Minggu, 12 April 2020

dilema generasi bebas jalur, terlambat lahir vs cepat matang


dilema generasi bebas jalur, terlambat lahir vs cepat matang

Tidak merujuk kepada kejadian nyata yang walau terjadi rutin terkendali sebagai menu harian berbangsa, bernegara. Bukti otentik, orisinal, aktual, faktual  bahwasanya negara hadir disetiap urusan kebutuhan rakyat. Sebegitunya, sampai urusan yang tidak penting tetapi berdampak politis. Masuk tayangan langsung media massa mainstream. Menjadi promosi, propaganda, provokasi penguasa.

Agar tak berlarut, berlanjut bikim jemu. Ternyata saat kilas balik olah kata. pas 20 November 2019 sudah kutayangkan “radikalisasi politisi sipil nusantara, belum cukup umur vs cepat matang luar”. Timnas sepak bola, sudah ditolong dengan sistem kelompok umur. Jangan-jangan nanti batas umur menjadi penentu. Mungkin dan berpeluang potensial menuju kursi RI-1.

Degradasi terjadi pada nilai jual jabatan ketua umum. Sebagai tiket terusan untuk nyapres atau berurusan dengan KPK. Parpol kawakan yang ternyata oknum ketua umum yang hanya modal warisan. Menjadi asal muasal, titik retak persatuan,  kesatuan, keutuhan bangsa.

Bermain politik, tak harus mulai dari 0 (nol), menapak dari anak tangga paling bawah, merintis dari merangkak atau start awal sebagai kader. Selalu terjadi di pesta demokrasi. Faktor “U” (uang) bisa membuat orang yang “buta politik”, mulus dilantik jadi wakil rakyat dan atau kepala daerah.

Belum selesai atau belum jelas kiat menjadi laik tanding. Layak laga di kandang sendiri. Politik itu sistem. Tapi bagi yang sedang berkuasa, sentral kekuatan, kekuasaan ada di tangan penguasa. Bebas aktif berbuat apa saja. Semau gué. Bisa bertindak sak énak wudelé dhéwé.

Pastilah. Beda waktu. Walau dilakukan tiap hari, rutin, tipikal, hafalan, berkelanjutan. Hasil mungkin secara tolok ukur tertentu sama. Padahal hakikatnya tidak sama. Pakai dalil keutamaan manusia. Manusia dan atau orang, selalu berupaya, berusaha, berikhtiar, memperbaiki niat dan meningkatkan hasil. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar