Halaman

Minggu, 05 April 2020

Indeks Pribumi Cerdas Nusantara


Indeks Pribumi Cerdas Nusantara

Tak ada kaitan, ikatan dengan angka melek huruf maupun gelar akademis, cukup dilacak pada bagaimana menggunakan media massa yang tersedia. Mulai bagaimana membuat sebuat karya tulis yang minimalis sampai pada gaya komen. Soal pengguna mulai dari anak bau kencur sampai anak bau tanah, menambah bobot takaran indeks.

Ambang tengah penalaran dikarenakan generasi yang tak mau pikir panjang. Tak mau rugi. Masuk kategori satu data dipakai ramai-ramai. Tak peduli pemirsa sudah muak, jenuh dengan data yang disajikan. Rahasia umum dan tak dibutuhkan.

Dugaan mereka, jika pakai data resmi negara, mengolah data formal pemerintah maka otomatis sebagai bagian sentral penguasa. Merasa ikut aktif menegakkan martabat, mendongkrak wibawa penguasa selama 24 jam.

Semangkin tinggi bangku kuliah, akan berbanding lurus dengan ketinggian budi daya bahasa. Tahun politik 2018 dan 2019, melahirkan oknum maupun kawanan anak bangsa pribumi ahli berolok-olok politik. Sampai ybs lupa apa yang ditulisnya. Karena bukan dialog berhadap muka, tatap muka.

Pengamat amatiran, umum, awam pun tahu telak bahwasanya model begini masuk kategori mengkhianati diri sendiri. Gaya ujaran tertulis bersifat hafalan, ikut-ikutan, asal bunyi, sarat caci maki sesuai isi hati. Penganut sekuler fanatik macam ini bisa mendirikan sebuah partai politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar