Halaman

Sabtu, 11 April 2020

kawan sendiri vs orang kita


kawan sendiri vs orang kita

Sementara mumpung lagi kuat-kuatnya keinginantahuan masalah pihak lain. Adat cerdas belia membuktikan pasal mencampuradukkan dua kata untuk maksud terselubung. Bukti ringan pada judul di atas. Tersurat dua pasang kata diversuskan. Enak di mata tetapi perlu dukungan pengalaman hidup di atas normal.

Pengetahuan berbahasa secara bagus, baik, benar, betul saja baru kurang dari setengah isi dari satu sisi. Jalan pintas dengan menggunakan bahasa harian sebagai lambang identitas, jatidiri dan kesatuan masyarakat.

Bobot dan persoalan, pemasalahan bangsa kian diperberat oleh penggunaan bahasa daerah, bahasa nasional plus bahasa asing sesuai kapasitas mulut. Arena jual beli ujaran saja banyak pihak tanpa rasa segan, rasa malu diri untuk unjuk ucap dan sikap. Berhadapan muka saja seolah tanpa batas norma kepancasilaan.

Terlebih jika ada kawanan manusia dan atau orang anak bangsa pribumi primitif nusantara. Daya ujung jari tangan bisa lebih tajam ketimbang silet, pisau cukur, sembilu. Lidah kalah gaya bebas berketajaman. Komunitas  adat Jawa mengatur interaksi dengan sesama melalui dua prinsip utama. Pertama, prinsip guyub, rukun serta kedua, prinsip hormat. Adab bertetangga mengenal norma tahu tempat dan kenal waktu.

Koalisi partai politik pro-penguasa jika ditarik sampai wujud aseli, watak dasar. Mengilhami, selaku sumber inspirasi judul sabtu. Karena tidak sua tiap hari. Jika jumpa di kuping terasa pergeseran peradaban pemanusiaan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar