kawan sendiri vs orang
kita
Sementara mumpung lagi kuat-kuatnya keinginantahuan
masalah pihak lain. Adat cerdas belia membuktikan pasal mencampuradukkan dua
kata untuk maksud terselubung. Bukti ringan pada judul di atas. Tersurat dua
pasang kata diversuskan. Enak di mata tetapi perlu dukungan pengalaman hidup di
atas normal.
Pengetahuan berbahasa secara bagus, baik, benar,
betul saja baru kurang dari setengah isi dari satu sisi. Jalan pintas dengan
menggunakan bahasa harian sebagai lambang identitas, jatidiri dan kesatuan
masyarakat.
Bobot dan persoalan, pemasalahan bangsa kian
diperberat oleh penggunaan bahasa daerah, bahasa nasional plus bahasa asing
sesuai kapasitas mulut. Arena jual beli ujaran saja banyak pihak tanpa rasa
segan, rasa malu diri untuk unjuk ucap dan sikap. Berhadapan muka saja seolah
tanpa batas norma kepancasilaan.
Terlebih jika ada kawanan manusia dan atau orang
anak bangsa pribumi primitif nusantara. Daya ujung jari tangan bisa lebih tajam
ketimbang silet, pisau cukur, sembilu. Lidah kalah gaya bebas berketajaman. Komunitas adat Jawa mengatur interaksi dengan sesama
melalui dua prinsip utama. Pertama, prinsip guyub, rukun serta kedua, prinsip hormat.
Adab bertetangga mengenal norma tahu tempat dan kenal waktu.
Koalisi partai politik pro-penguasa jika ditarik
sampai wujud aseli, watak dasar. Mengilhami, selaku sumber inspirasi judul
sabtu. Karena tidak sua tiap hari. Jika jumpa di kuping terasa pergeseran
peradaban pemanusiaan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar