membangun dan atau
mewujudkan negara sejahtera
“Pembangunan adalah upaya sistematis dan terencana
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif
dan akuntabel.”
(sumber: RPJMN 2015-2019
dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat)
Tak perlu pakai kalimat pemikat. Namun kiranya janganlah
ditafsirkan bahwa manusia dan masyarakat menjadi subyek pembangunan. Tepatlah
kiranya pemerintah selaku petugas pembangunan telah mempunyai kualitas hidup
jauh di atas ambang bawah atau rata-rata manusia dan masyarakat.
Apapun definisi kualitas hidup manusia dan masyarakat.
Bisa-bisa bisa terkait kalimat kunci: adil makmur sejahtera. Lepas dari standar
global, kata ahlinya, simpul kisah sukses negara maju. Pakai budaya nusantara
yang sudah teruji oleh zaman.
Sebelum jauh melantur, ingat BPS. Jika ada manusia dan
masyarakat walau dengan persentase besar masuk di luar mahzab ‘adil, makmur,
sejahtera’ secara konstitusional mendapat stigma sebagai masyarakat kurang
beruntung.
Manusia dan masyarakat adil, makmur, sejahtera sudah
terwakili. Secara simbolis, manusia dan masyarakat yang masuk kategori,
kriteria ‘adil, makmur, sejahtera’ versi BPS sudah terdapat di setiap provinsi.
Masalah persentase, tidak masalah. Bahkan ada yang jauh di atas rata-rata
nasional, penguasa boleh tepuk dada.
Ibarat mau sapu bersih, sapunya kotor, mana mungkin.
Budaya korupsi adalah “bentuk kejahatan paling ringan tapi dibutuhkan oleh
sistem”. Agar sampai mengulang kesalahan tak sengaja dan dosa kecil yang sama.
Lihat ujung tombak selaku pelaku pembangunan. Indeks persepsi korupsi dunia,
bukti yuridis negara sejahtera
Macam penyelenggara negara, aparatur sipil negara, alat
negara maupun sebut apapun. Syarat adminstrasi fokus pada butir: kaya lahir
batin, kuat jiwa raga, kuasa jasmani rohani. Indeks stabilitasnya masuk zona
hijau plus.
Setelah daripada itu beralih ke komposisi 3 komponen pola
pikir, lagak tindak, gaya ucap menentukan akhlak seseorang. Pastikan nilai eksistensi
teranyarkan yaitu dilema protokol kemanusiaan, patuh karena butuh vs taat
karena niat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar