penglaju vs mudik-pulkam
tiap hari kerja
Antara
kota tempat menuntut ilmu dengan kota tempat mengamalkan ilmu, beda lokasi. Beda
14 menit jadwal sholat 5 waktu. Akhirnya, sebelum ber-rumah tangga, membeli
rumah tinggal pribadi versi KPR-BTN. Ke tempat kerja sedekat >10x jarak
rumah tinggal saat ikut ortu ke kampus Bata Merah, Barek. Banyak temannya yang
sama-sama tua di jalan.
Sewaktu
ikut ortu di Kota Pelajar, ibu dari ibuku bermukim di kota yang sama. Jarak tak
masalah. Nyaman ditempuh naik sepeda. Bisa menyeberang sungai Code sambil
wisata alam. Jadi, tak kenal istilah mudik dan atau pulang kampung. Mau lebaran
ke kampung kakek-nenek dari ayah, lama di jalan. Itupun pas ada jadwal kapal
laut.
Pengalaman
sibuk di gerakan pramuka sewaktu SMP dan SMA. 27 Juni 1971 ikut mendirikan PHC
(Padmanaba Hiking Club). Zaman kuliah ikut membentuk AOM-UGM. Kuliah sampai
wisuda Jurusan Arsitek FT-UGM mengikuti Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai
Karate-Do. Plus sibuk diri. Berguna saat menempati rumah tinggal bersama
isteri. Mendirikan RT 007 RW 06, 21 Mei 1986.
Hidup di
Pondok yang kota. Terbiasa kemana-mana jauh. Jangan dibandingkan dengan sewaktu
tinggal bersama ortu. Bersyukur, ada masjid kompleks. 7-8 menit melangkahkan
kaki. Ketiga anak saya mengikuti tantangan dan kebutuhan zaman. SMP sudah di
Pondok. Kuliah jauh dari kami. Sudah lulus tidak kembali.
Itulah
hidup. Pas saya memasuki usia pensiun, kembali berdua dengan isteri. Nikmatnya kalau
anak datang. Dikunjungi anak cucu. Anak sulung lanjut S3 di negara tetangga
belahan selatan. musim tak jauh beda.
Sisa hidup
untuk mencari modal pulang kampung akhirat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar