Halaman

Minggu, 26 April 2020

penglaju vs mudik-pulkam tiap hari kerja


penglaju vs mudik-pulkam tiap hari kerja

Antara kota tempat menuntut ilmu dengan kota tempat mengamalkan ilmu, beda lokasi. Beda 14 menit jadwal sholat 5 waktu. Akhirnya, sebelum ber-rumah tangga, membeli rumah tinggal pribadi versi KPR-BTN. Ke tempat kerja sedekat >10x jarak rumah tinggal saat ikut ortu ke kampus Bata Merah, Barek. Banyak temannya yang sama-sama tua di jalan.

Sewaktu ikut ortu di Kota Pelajar, ibu dari ibuku bermukim di kota yang sama. Jarak tak masalah. Nyaman ditempuh naik sepeda. Bisa menyeberang sungai Code sambil wisata alam. Jadi, tak kenal istilah mudik dan atau pulang kampung. Mau lebaran ke kampung kakek-nenek dari ayah, lama di jalan. Itupun pas ada jadwal kapal laut.

Pengalaman sibuk di gerakan pramuka sewaktu SMP dan SMA. 27 Juni 1971 ikut mendirikan PHC (Padmanaba Hiking Club). Zaman kuliah ikut membentuk AOM-UGM. Kuliah sampai wisuda Jurusan Arsitek FT-UGM mengikuti Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do. Plus sibuk diri. Berguna saat menempati rumah tinggal bersama isteri. Mendirikan RT 007 RW 06, 21 Mei 1986.

Hidup di Pondok yang kota. Terbiasa kemana-mana jauh. Jangan dibandingkan dengan sewaktu tinggal bersama ortu. Bersyukur, ada masjid kompleks. 7-8 menit melangkahkan kaki. Ketiga anak saya mengikuti tantangan dan kebutuhan zaman. SMP sudah di Pondok. Kuliah jauh dari kami. Sudah lulus tidak kembali.

Itulah hidup. Pas saya memasuki usia pensiun, kembali berdua dengan isteri. Nikmatnya kalau anak datang. Dikunjungi anak cucu. Anak sulung lanjut S3 di negara tetangga belahan selatan. musim tak jauh beda.

Sisa hidup untuk mencari modal pulang kampung akhirat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar