Halaman

Kamis, 02 April 2020

ketika kutemukan diriku bersama


ketika kutemukan diriku bersama

Secara normatif, banyak manusia yang bergaya low profile malah menampakkan jati diri yang kumuh. Bahasa kejiwaan, menutupi kekuranga diri dengan gaya gaya-gayaan. Karena ybs tidak merasa bersalah, alangkah eloknya jika pihak lain tidak ikut-ikutan mempersalahkan. Bebas-bebas saja.

Pilihan jalan kehidupan tergantung kepada pengalaman hidup sebelumnya.  Penambah semangat atau sebaliknya. Pengingkaran secara sadar atas realitas kemarin, memang ada daya logika situsional. Awal penemuan mengarah dalih seandainya. Padahal sudah tersurat dan tersirat dalam ayat kauliyah.

Tak perlu merujuk hasil survei tanpa survei. Tak perlu tayangkan angka statistik sebagai bukti ringan. Realitas keseharian kita sudah gamblang bulat  menampilkan betapa miskin diri kita dibanding setetes air hujan. Memgoptimalkan modalitas jaringan internal diri sendiri, bisa menjadi faktor pemacu dan pemicu untuk bersegera memperbaiki diri.


Meskipun diri ini dituntut netral, tetapi loyalitas jalur cepat di kendalikan oleh godaan dunia. Konsolidasi potensi diri  pemanfaatan modalitas jaringan atribut ke-diri-an pada berbagai strata, memungkinkan diri ini menjadi aktor mandiri yang kian otonom. [HaéN]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar