laga demokrasi
nusantara, uber dan oper-operan kursi
Indonesia masih menjadi negara keempat di dunia berdasarkan
besaran jumlah penduduk. Jumlah penduduk sesuai kondisi kualitas akan menjadi
modal pembangunan. Sebaliknya, bisa-bisa bisa menjadi beban pembangunan. Jangan
cepat putus angan-angan. Justru kondisi marginal penduduk sebagai modal mencari
dan atau menambah bantuan lunak pihak asing, dalih menimbun utang luar negeri atau pola berkerja sama vs bersama
kerja taraf global.
Jadi, simpul sementara yang aman. Perkuatan dari
dua sisi, dua kutub agar bangsa besar penduduk dapat berproses dan berpacu
bersama waktu. Pertama dan yang utama adalah pembentukan keluarga dan rumah
tinggal yang sejahtera. Kedua yang selalu menjadi momok demokrasi adalah
kepemimpinan yang mengakar kuat di rakyat.
Pengorganisasian keluarga, rumah tangga hanya tepat
guna, tepat manfaat pada skala RW atau sebutan lainnya, di bawah
kelurahan/desa. Karena pelayanan adminstrasi tak kenal waktu, buka 24 jam dan
berkantor di rumah para ketua. Ketokohan masih pegang peran sebagai pimpinan
lokal tanpa liwat pemilihan, penetapan dengan SK maupun penunjukan. Serba
otomatis dan berjalan alami antar generasi.
Namun ketika hirarki kemasyarakatan yang merupakan sinergitas orang per orang.
Urusan bermasyarakat bukan sekedar penjumlahan tetapi jumlah plus atau
kelipatan. Mirip orangtua bekerja untuk satu anak tentu beda dengan cari nafkah
untuk banyak anak atau anak banyak. Pada saatnya bila giliran tiba, maka
diperlukan organisasi mengurus urusan orang lain.
Struktur organisasi bisa dibakukan atau disesuaikan
karakter lokal. Permasalahan muncul di negara sekaliber apa pun, ketika banyak
pihak mampu merasa menjadi pimpinan maupun wakil rakyat segala tingkatan.
Khususnya berskala nasional. tanpa pengalaman perintisan dari akar rumput,
langsung naik panggung dan duduk manis di kursi keterpilihan rakyat.
Kursi lokal karena ketinggiannya, menjadi incaran
pemain klas nasional. Sebaliknya, pemain tataran tarkam. mengincar kursi
nasional. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar