Halaman

Sabtu, 18 April 2020

politik dan kebajikan yang dapat ditunda-tunda


politik dan kebajikan yang dapat ditunda-tunda

Generasi tanpa batas usia, penyuka paket masa depan prospektif berharapan. Tahu semboyan pelipur lara “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Juga mengenal jargon bebas “beda kolam belum tentu beda ikan”. Pengetahuan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, khazanah, kosakata ingatan pribadi disesaki pasal peringan “boleh beda partai asal modus korup tetap sama”.

Sebegitukah atau masih ada yang lebih dan belum jadi rahasia umum. Terkait judul ingat ada lagu religius menyebut lema ‘tunda’. Pemirsa juga ingat akan siaran tunda, entah apa niat penyiar. Padahal, siaran komersial menjadi andalan pemasukan pengusaha media massa.

Lepas dari penundaan usia. Kembali ke alam politik nusantara. Tegaknya agama Islam karena dukungan praktik politik peradaban, berkeadaban. Adab politik Islam kian kalah suara dengan beda adab. Politik nusantara yang bermula sejak pra-kemerdekaan tak lepas dari sifat manusiawi petugasnya. Bentukan partai politik menjadi usaha keluarga.

 Kembali ke kalimat terakhir alinea pertama. Adalah budaya korup berkelanjutan, lokal maupun nasional tanpa babak, didominasi kawanan anak cucu keturunan politisi sipil. Yuridis formal, konstitusional muncul pasal legal bahwasanya laku korupsi adalah “bentuk kejahatan paling ringan tapi dibutuhkan oleh sistem”. Peran sentralnya menjadi penentu langkah awal pemerintahan.

Pasang surut pemerintahan beriringan dengan OTT KPK. Justru tidak kawan, lebih ke sejalan dengan yang kebal hukum. Ada aturan main kalau mau main razia-razian di pinggir jalan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar