Halaman

Senin, 17 Mei 2021

pemecah masalah bangsa vs pemasalah pecah bangsa

pemecah masalah bangsa vs pemasalah pecah bangsa

Karena tempat kejadian kasus di tanah Papua, sebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB), malah bukti lain betapa alat negara pilih tanding. Beda lokasi, beda teritorial terjadi setor muka vs setor nyawa. Lahan basah bagi karier, sejahtera dan masa depan keluarga jika diterjunkan ke medan laga di ibukota negara maupun kota penyangga. Main gebuk di jalanan, menjadi atraksi, adegan, acara “bebas sanksi”. Wajar. Bahkan menjadi berita negara di negara adidaya.

 Bedanya, di negara Paman Sam masih berlaku politik perbedaan warna kulit. Sedangkan di negeri Pancasil, beda warna politik, bisa menjadi biang segala biang konflik. Kekuatan politik identik dengan nilai tambah secara ekonomi. Kalkulasi politik beririsan dengan jual beli suara, kalkulasi ekonomi. Sinergi koalisi partai politik identik dengan nilai tukar Rp.

 Kebijakan satu barang satu harga menentukan bentukan paket politik sekali pakai. Berlaku satu periode. Tidak ada jaminan bisa turun di tengah jalan. Perpanjangan masa berlaku dan izin tetap di kursi yang sama, diproses tiap tahun. Pilih paket dua periode, biaya politik berdasarkan nilai jual obyek pajak. Pajak politik progresif berlaku dinamis. Berubah sesuai kondisi eksternal. 

Transaksi politik sesuai tarif komersial pada komoditas haluan politik bebas haluan. Aksi KKB berkembang efektif bak kelompok penekan yang membuat penguasa nasional lebih kokoh pasang kuda-kuda. Kenaikan status KKB menjadi kelompok teroris. Dibenturkan atau membenturkan diri dengan HAM. Mati dulu, baru perang. Ini gaya politik mbokdé!!! [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar