Halaman

Sabtu, 22 Mei 2021

generasi OKE (over kapasitas energi) pribumi

 generasi OKE (over kapasitas energi) pribumi

 Protokol kesehatan mempertimbangkan:

Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perlu dilakukan upaya perbaikan gizi masyarakat melalui penerapan gizi seimbang;

Bahwa penerapan gizi seimbang di masyarakat belum optimal, masih dijumpai berbagai masalah terkait dengan perilaku makan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta penyakit-penyakit yang berkaitan dengan gizi. (Permenkes 41/2014 Pedoman Gizi Seimbang).

 Lebih lanjut dinarasikan. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.

 Pasal 1. Pedoman Gizi Seimbang bertujuan untuk memberikan panduan konsumsi makanan sehari-hari dan berperilaku sehat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal.

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh.

 Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

 Sehingga oleh karena itu. Ternyata “gizi seimbang” saja belum cukup. Perlu keseimbangan dengan non-gizi.

 Tolok ukur kesehatan individu dan atau masyarakat, bisa kita simak hasil pikiran cerdas yang ditayangkan lewat media sosial. Lewat media sosial arus pendek. Bagaimana mereka sang oknum dengan aktivitas fisik ujung jari tangan, membahasakan isi hatinya. Sesuai adab penulisan terkini. Sisi lain, bentuk komentar yang tidak ada ilmunya. Tapi di tangan ahlinya, “sampah kata” menjadi menu bergizi.

 Tidak ada pihak yang layak dipersalahkan. Semua pihak sama-sama penyuka nasi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar