Halaman

Kamis, 06 Mei 2021

pesakit di negeri perkembangan, protokol kebugaran vs kebijakan politik

pesakit di negeri perkembangan, protokol kebugaran vs kebijakan politik

 Masih bisa bilang untung. Tidak menjadi kelinci perobaan, tabung reaksi atau sasaran alias obyek iseng-iseng berhadiah. Kendati keberuntungan masih berpihak, tapi sewaktu-waktu nasib bisa berbalik 180 derajat. Semula tampak gagah nangkring plus nongkrong di kursi tinggi. Bukan kursi wasit bulu tangkis. Ketika pergerakan lempengan, lapisan bumi bawah tanah mampu membalikkan fakta.

 Penyuka goyang pantat diiringi lagu syahwat dan saraf panggung politik tradisional lokal. Semakin banyak penggila bola, berbanding lurus dengan tingkat martabat penguasa yang nasionalisme sekali.

 Salah satu tapi menentukan nasib bangsa dan negara, adalah relisasi praktek demokrasi multipartai. Wujud formal penjarakan antara frasa “kedaulatan berada di tangan rakyat” dengan penguasa pilihan rakyat pada daripada pesta demokrasi. 

Akumulasi mapun penjabaran janji politik seolah bisa menjadi materi kebijakan kenegaraan yang resmi serta mengikat semua pihak. Masalahnya menu politik untuk balita didaur ulang, dioplos menjadi menu politik generasi yang sedang kuat-kuatnya makan. Tak perlu heran jika mentalitas politik anak bangsa pribumi nusantara masih perlu binaan, bimbingan. Dengan kata lain penguasa dengan model cari perhatian, berarti masih membutuhkan perhatian rakyat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar