menu politik balita untuk generasi digital nusantara
Sudah jelas jalur dan alur pemaksudan judul. Hubungan keseteraan antar manusia nusantara yang sama-sama penyuka nasi, sesuai dalil pedoman gizi seimbang. Kebutuhan akan gizi kaum bumiputera lebih ditentukan oleh boros energi politik. Demi gengsi politik, selain menghalalkan segala metode, rumus, dalil apapun. Ternyata laju pemikiran manusia politik menembus plus melampaui ilusi diri.
Rasa abai, lalai mengkerucut pada laku ingkar, sombong terbalik serta praktek harian merasa bisa. Ketergantungan penggila kuasa otoritas politik kepada sistem dengan format global. Daya jangkau tangan selaku sinyal manusia politik sedang berjuang agar tidak tenggelam. Minimal tidak terseret arus dangkal tapi deras menghanyutkan.
Pergolakkan sepasang kaki bebas tendang, sepak segala arah. Hukum alam dan
kejadian alami tidak sekedar bersaksi. Hukum alam selaku alat kelengkapan alam
saat penciptaan oleh-Nya. Batas toleransi alam terkait watak manusia yang
berbuat kerusakan di muka bumi. Formalisasi “saling menumpahkan darah” dikemas
secara konstitusional. Dampak kasat mata, efek berantai, efek domino, efek
karambol bergulir bebas gilir hingga sampai pada babak akhir 2019-2024. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar