Halaman

Senin, 24 Mei 2021

langkah demokrasi nusantara tak selaju ambisi politik

langkah demokrasi nusantara tak selaju ambisi politik

 HAM universal keglobalan yang sudah dijabarkan lewat UU HAM, jelas-jelas secara tidak jelas tidak memberi ruang dan peluang bagi rakyat untuk mengkomentari panggung politik nusantara. Apalagi teriak-teriak minta pemain turun, diganti, didepak total. Bukan karena paham dan melek politik rakyat masih di ambang minus. Justru karena atraksi, adegan, acara bukn sebagai tontonan apalagi tuntunan.

 Di hati kecil wong-cilik, tahunya hanya sekitar pemenuhan sandang, pangan, papan atau cukup kebutuhan dasar. Bukannya paparan bangsa berkemajuan berkat jasa politik yang digerakkan multipartai. Mampu baca makna lambang partai, gambar moncong putih, diyakini urusan utama terkait pasal fungsi memamah biak. Atau hanya sekedar ucap, cuap.

 Menatap gambar ‘pohon beringin’ serta merta bagi penduduk lanjut usia, tidak bisa begitu saja melupakan enaknya zaman daripada Soeharto. Penguasa tunggal kerajaan beringin. Lambang bintang dan semaksud, mengingatkan kerberagaman bangsa plus keberagamaan bangsa. Informasi betapa aliran politik bebas haluan menjadi agama bumi. 

Setiap ganti pemain nasional, penonton berharap sajian merakyat. Melihat barisan, warisan, arisan pemain, langsung tahu konspirasi, skenario dan babak belurnya negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar