Halaman

Minggu, 16 Mei 2021

mangap ora mangap sing penting muni waton

mangap ora mangap sing penting muni waton

 Wujudan HAM yang berlaku universal, termasuk menyangkut hak mengeluarkan pendapat. Aksi berkeluaran, diatur sedemikian rinci, rigid oleh produk hukum negara demokratis. Rambu martabat moral muli dari minus penguasa menentukan jalan dan praktek buka mulut dan atau tutur bahasa tulis. Semakin banyak aturan main, pratanda pihak yang mendapat masukan pendapat, tampak was-was dengan aksi diri.

 Jangan-jangan ada pihak yang tampaknya satu barisan, satu komando, akibat hujan tidak merata. Menjadi penyanyi, peniup peluit, adegan buka-bukaan. Kawanan satu ilmu, satu guru, menyangkut sama pendapat, beda pendapatan. Padahal di éra mégatéga, lagu wajib politik sehat adalah berbasis anéka ajaran plus ujaran mégatéga.

 Modal kata ‘muni’ memang ciri khas komunikasi, komunitas, komunis dan serba ‘muni’ lainnya. Maka daripada itu, rezim penguasa paham betul modus adu domba antar ‘muni-munian’. Aksi promosi, provokasi komplit dengan propaganda pengganda berita fasik, fitnah dunia. Ladang amal gembala penebar plus penabur ujaran nista diri.

 Adonan politik mengarah ke warna merah, kian digemari. Generasi seujung jari, jika sudah mampu mengunduh gambar, foto penguasa merasa bagian penting, ikut andil, siap bela juragan sampai butir nasi terakhir. Siap ngoreti ceting. Sigap melibas lawan politik di depan hidung. Siaga lindas sampai tuntas, tanpa ampas pihak beda pilihan, beda warna. 

Tegur sapa alam, dianggap fenomena dan salah musim. Kian dikritik, kian menyalak garang. Kian dipuja-puji kian menggonggong riang. Kian disanjung, siap bagi-bagi kursi. Kian tersandung malah merasa ada pihak yang menggoyang kursi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar