Halaman

Minggu, 30 Mei 2021

maturing priyayi pribumi, tegesé . . .

 maturing priyayi pribumi, tegesé . . .

 Basa-basi dimungkinkan pemggunaan basagita (kata-kata indah), lebih mungkin terucap, terujar antya-basa (bahasa yang berlebihan). Selebihnya bisa menimbulkan fakta rasa basi. Basa-basi, saudara dekat omong kosong. Masalah kebahasaan. Pihak tertentu mengartikan basa-basi alias tata krama, subasita, sopan santun.

 Duduk perkara basa-basi sesuai laju adab berbangsa yang beririsan dengan bernegara. Jika bang haji bilang, yang haram saja susah didapat, sulit diraih, sukar dipegang. Maka daripada itu lahir generasi pendengung (buzzer) tanpa batas umur, bebas pendidikan formal. Wajib mampu berimprovisasi daya guna kata dan kalimat nista diri untuk menista pihak lain.

 Ketika date modified 11/13/2018 7:23 AM. Terpampang judul “peng-inggih vs méntal mukiyo”. Hebatnya lagi, mental peng-inggih bukan monopoli kelas rakyat, wong-cilik, warga tapak bumi, akar rumput. Semua strata masyarakat berhal yang sama. Tidak pandang jenis kelamin. Didominasi pemilik golongan darah AB, AD, AA, H atau setipe lainnya. Nama orang, penggunaan huruf hidup khususnya huruf hidupnya ‘ha na caraka’, teramat menyiratkan unggah-ungguh. Muncullah watak atau kawanan pe-inggih.

 Judul sengaja dibuat mengambang. Kalau dibunyikan malah terasa asing, aneh di kuping. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar