Halaman

Minggu, 09 Mei 2021

ingin gegas bersegera tapi tidak mau bersegera selesai

 ingin gegas bersegera tapi tidak mau bersegera selesai

 Kehidupan manusia di muka bumi ikut aturan pergantian waktu. Seolah berlalu secara tipikal, berulang dari pagi hari hingga sampai pada pagi hari berikutnya. Kendati menggunakan acuan yang sama, siklus waktu 24 jam. Belahan bumi dengan 4 musim, waktu siang lebih lama ketimbang jam malam atau kejadian alami. Bukti ada pembeda pada bentukan dan karakter manusia.

 Kalender hijriyah berdasarkan bulan, beda jumlah lebih sedikit 11 hari dibanding kalender masehi berdasarkan matahari. Sepakatan para pemikir, pemakar tentang selang waktu berapa puluh tahun, tahun baru hijriyah bersamaan hari dengan tahun baru masehi. Kejadian apa saja yang terjadi pada saat dimaksud.

 Siklus banjir lima puluh tahunan atau pandemi butuh waktu berapa puluh tahun untuk unjuk gigi. Analisa historis empiris dengan kemungkinan betapa daya cerdas akal sehat manusia mampu merubah tata keseimbangan alam. Eksploitasi, ekspolorasi atau demi mensejahterakan bangsa, lapisan kulit bumi menjadi obyek puluhan tahun.

 Saling tergantung antar benda langit, diyakini mempengaruhi pola keseimbangan perkara hati antar umat manusia. Persaingan hidup untuk urusan dunia melahirkan aneka dimensi daya saing. Mengandalkan kinerja otak, tidak cukup. Kolaborasi pengakal sejenis untuk menipu diri sendiri, menambah deretan, antrian cikal bakal calon penghuni. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar