Halaman

Rabu, 12 Mei 2021

tua masalah umur, dewasa perkara jiwa

 tua masalah umur, dewasa perkara jiwa

 Kapan seorang anak manusia merasa tua. Sebaliknya, saat kondisi bagaimana masih merasa muda, perkasa. Plus tidak mau dianggap tua, berumur. Cucu berderet dari tiap anak, masih merasa kemarin sore. Rasanya tenaga muda masih kental dan mengalir. Bergaul dengan lingkungan yang sebaya anaknya, tidak masalah. Gurau bebas lupa batas umur sudah mulai rentan hawa malam.

 Tidak kurang tampilan orang tua tapi bak kawula muda. Menyoal daya pikir, olah akal, tata logika vs pola ucap, gaya tindak, seolah menjadi karakter kejiwaan. Ingat mewabahnya generasi telat mikir. Sisi lain menampilkan generasi tak pakai lama mikirnya, wujudan pendenging, pendengung, pendengki. Efek samping bentukan generasi mengalami penurunan daya ingat dan pendapat, secara berkelanjutan.

 Delik politik teranyarkan memacu memicu kreativitas manusia politik merasa bebas ajar dan ujar. Semakin berumur ada yang mendapat derajat pikun. Penyakit pelupa menjadi bebas hukum buatan orang. Kondisi tertentu seolah segala tindak tanduk tidak dicatat oleh sepasang malaikat pencatat. Tidak kurang dengan bonus umur, seseorang tetap eksis jiwa raga.

 Melihat diri sendiri apa adanya vs adanya apa, jujur fakta, selaku manusia pada umumnya. Urusan keamalan lihat pihak di atas kita. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar