Halaman

Senin, 10 Mei 2021

filosofi babi dorong vs manusia bebal pribumi

filosofi babi dorong vs manusia bebal pribumi

 Dogma gembala penyesat, penghasut; selain selaku pihak penebar dan penabur berita fasik, fitnah dunia yang buka praktek di nusantara. Mereka punya stigma dalih ajaran dan ujaran “anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”. Dua binatang dimaskud, bagi mereka bisa menjadi teman setia di rumah. Peribahasa dimaksud bertutur demikianlah manusia dan atau orang bebal yang mengulangi kebodohannya. Atau dengan bangga berlipat mengatasnamakan kedunguannya untuk aktif berolok-olok politik. Sekarang masuk wilayah pendengung.

 Maksud dianalogikan sebagai anjing dan babi, adalah kecenderungan kawanan pro-penguasa untuk mengulangi kebodohannya, melanjutkan kedunguannya. Mendaur ulang dosa ringan, dosa kecil tanpa sadar alias pertobatan seremonial. Model macam ini disebut sebagai manusia dan atau orang bebal.

 Pantat babi didorong oleh manusia agar berkemajuan. Malah mengkokohan pijakan kaki plus balas aksi mundur. Menolak didaulat jadi calon petugas partai kelas lokal, regional maupun nasional. Kebalikan,  depan moncong dipasang gambar kursi konstitusi, tak pakai lama langsung bergegas melaju. Coba iseng, moncong tarik ke depan agar berada di garis start. Tidak perlu curi start, curi panggung. Kemungkinan yang akan terjadi, terjadilah. 

Maka daripada itu jangan coba-coba jadi babi dorong. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar