Halaman

Jumat, 07 Mei 2021

fakta politik di balik daripada pesta demokrasi

 fakta politik di balik daripada pesta demokrasi

 Sebutan “fakta politik” masih sumir, embrio, mudigah, mentah, bakalan utawa bakan baku. Belum bunyi, perlu peningkatan status. Ironis binti sinis, walau didongkrak sampai mentok. Tetap tidak bunyi. Pakai standar ilmu lokal dengan mengandalkan daya pikir, olah akal, tata logika. Memang sebegitunya.

 Sebut saja tanpa pretense secuwilpun, kendati di atas kertas secara ideal dipatok bahwasanya pemilu menjadi ajang pesta rakyat memilih wakil rakyat dan atau perkepalaan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali.

 Fakta politik sering memperlihatkan betapa pemilu yang secara ideal seharusnya menjadi ajang partisipasi akhirnya bergeser fungsi hanya sebagai sarana mobilisasi. Pasca bergulir bebas reformasi 21 Mei 1998. Kran demokrasi terbuka total 24 jam, kucurannya membawa cikal bakal yang menjadi sumber segala sumber bencana politik.

 Panggung syahwat dan saraf politik, ajang mobilisasi suara pemilih. Anggaran demokrasi, biaya politik, modal pemilu serta intervensi investor politik multipihak, agresi tirani minoritas kian kuak. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar