Halaman

Rabu, 05 Mei 2021

3 fakta kuasa-Nya jelang buka 19 Ramadhan 1442H

 3 fakta kuasa-Nya jelang buka 19 Ramadhan 1442H

 Pertama atau pembuka kisah. Sabtu dan ahad, usaha ekonomi skala tumah tangga. Ibu rumga jual sayur, lauk, jajanan, dsb. Selama Ramadhan gelar meja depan rumah bakda ashar. Didominasi kolak atau pembatal puasa. Hangat dan manis. Sore itu saya berharap sang ibu jual taoco Medan plus sayur labu siam. Praktis bawa panci. Dua lauk dimaksud dioplos. Kepasan sang ibu olah taoco hanya ala kadar. Takut tidak ada yang beli. Siang, pelanggan sudah ada yang beli 10 ribu Rp. Sisanya disimpan di freezer, satu baskom. Akhirnya, saat saya beli oplosan 10 ribu Rp. Taoco beku langsung dicurahkan ke panci saya. Penuh. Harga sesuai ucap awal beli. Betapa girng wajah Bombay sang ibu. Taoco sudah diapkir, terjual ludes. Sesampai di dapur. Langsung panci dihangatkan nyala minimal. Buka puasa 23 Ramadhan 1442H taoco masih pas buat lauk seporsi nasi. Ganti sesi sibuk urus tanaman.

 Kedua. modal gayung panjang ambil air got sirami pot tanaman hias. Pilah pilih jentik, ikan got jadi pupuk alami. Proses pelapukan alami kalah cepat dengan serbuan semut, satu jenis. Gotong royong angkat dan angkut bangkai jentik, ikan got. Tanah kering siang, porsi siraman ditambah satu gayung. Kerumunan semut kebanjiran. Namun antrian datang balik semut tetap konsisten. Ini masih belum fakta. Muncul sang ibu, tepatnya nenek sudah berbuyut. Latah tanya teriak santung: “ngapain pakai sekop . . .”. Jawaban tepat cepat kuambil air segayung, langsung kusiram kearah mulut sang ibu. Tidak sampai karena jauh. Ybs paham dan ngoceh hafalan:”Oooo nyirami . . . “. Sambil masuk kandang, bukan untuk siap buka puasa.

 Ketiga dan anggap penutup olah kata. Rumah tepat depan rumah kami, kepala keluarga seorang haji. 20 tahun di atas saya. Sudah sudo rungon. Kecuali disapa: “Pak haji . . . “. Langsung bereaksi bangga. Bekas brimob masih tampak fisik perkasa. Cuma pakai sarung dan singlet putih tua. Seragam singlet punya lusinan tampaknya. Bikin haru pejalan kaki, ybs duduk santai di meja teras, mengamati. Bukannya tadarus. Atau siapkan menu buka puasa porsi mandiri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar