Halaman

Minggu, 16 Mei 2021

wani ngalah, wani ngelih mbokdé mukiyo, dudu wedi ngalih

 wani ngalah, wani ngelih mbokdé mukiyo, dudu wedi ngalih

Ungkapan, kata kias atau paribasan Jawa yang diangkat dari adat istiadat masyarakat Jawa. Sebaran wong Jawa di nusantara, mampu beradaptasi dengan lingkungan hidup. Tetap membawa nama, adat, tata norma bermasyarakat maupun ramah lingkungan. Selaku pendatang, tidak serta mendapat sambut hangat dan tempat di hati masyarakat setempat.

 Ritual spiritual macam sambut tamu agung dengan acara buka palang pintu. Tergantung budaya lokal teritorial yang menjadi warisan agung budaya non-benda. Bisa-bisa dan msih terjadi, sebatang batang kayu dipasang melintang di manapun. Nilai sanksi melebih garis polisi. Bahkan sekalian oknum dan atau kawanan polisinya tidak akan ditakuti oleh pihak pengunjuk rasa, pengunjuk raga di jalan.

 Format transparan, stigma kkb “kelompok kriminal bersenjata”, menjadi bukti lain. Praktek aksi koordinasi, komunikasi, di bawah kendali atau belum dapat paket basmi di tempat teroris separatis. Dalih HAM membuat sistem keamanan patuh kontrak dengan multipihak.

 Wawasan bela bangsa, belum sampai pasal perang di alam tak bertuan. Melawan gerakan rakyat angkat senjata. Kendati biaya, honor, ongkos, tunjangan, uang harian basmi di tempat, berlipat di banding main gebuk di kota. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar