Halaman

Selasa, 04 Mei 2021

kontra tipikor nusantara, tuyul digital vs celengan gerabah

kontra tipikor nusantara, tuyul digital vs celengan gerabah

 Barang siapa menabung uang berharap untung, berbunga. Memang ada dalil, rumusnya. Daripada “uang diam” di bawah bantal atau ditanam di tempat aman. Lembaga keuangan bank tradisional hingga konvensional, apa bedanya. Punya uang bingung. Justru pihak yang tak beruang sepeserpun, merasa kaya. Bersyukur dengan yang sudah di tangan.

 Fakta lain dimensi menyuratkan plus menyiratkan. Betapa ada pihak berpunya masih haus, dahaga Rp. Merasa martabat, derajat diri identik dengan kaya dunia. Jabatan formal bernegara, menjadi jembatan penambah isi pundi-pundi. Selama manusia hidup pasti butuh makan. Jangan salahkan jika ada pihak atau oknum terbiasa punya banyak tetapi merasa selalu kurang.

 Di negeri sedang berkembang di segala aspek kehidupan. Apa saja bisa menjadi modal usaha. Efek di rumah saja tahun kedua, tak sadar bangsa ini sadar diri bahwa “paceklik inspirasi vs surplus konspirasi”. Dimaksudkan modal usaha politik. Perlu dukungan multipihak agar hemat energi. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar