Halaman

Senin, 10 Mei 2021

anomali bahasa tubuh butuh, ringan lidah vs berat pantat

 anomali bahasa tubuh butuh, ringan lidah vs berat pantat

 Kursus keterampilan dan atau ilmu kepribadian. Maksud halusnya, agar siapapun mampu tampil bawa pribadi diri seutuhnya. Mulai ujung jari kaki hingga sampai pada ujung rambut kepala, bersinergi. Terjaga pagi hari dengan pose apa adanya tak beda jauh dengan sigap diri jelang lelap malam. Beda kasat mata pada spontanitas, responsif bak indokator tidak termasuk watak kagétan. Mungkin peredam kejut masih pakem. Dibilang latah atau saking kagét terkagét-kagét, malah kejang mulut. Lain pasal dengan latah mulut.

 Pengkursus punya banyak contoh yang aneh tapi nyata. Aneh saja lanjut dengan urutan keanehan yang wajar, lumrah, dapat diterima akal sehat. Nyatanya, perkara fakta “terduduk-duduk kaget”. Pendekatan manusiawi agar aspek kemanusiaan bunyi, berdenging, berdengung. Batasan aksi-reaksi manusia politik pakai simbol babi. Pantat didorong agar berkemajuan. Dst. Dsl. Melahirkan manusia bebal subversi lokal.

 Ybs sedang menikmati nikmat pantat duduk di kursi tinggi. Tidak ada pihak yang bisa bikin kaget. Lingkar pertama sigap pasang badan. Sigap bela majikan, jaga juragan, lindungi investor politik multipihak, kawal mitra kerja global. Atas kehendak sejarah, tragedi reformasi 21 Mei 1998 mengalami perulangan.

 Sisi lain ilmu kepribadian, punya efek samping amupun efek kejut. Daya ingat, daya rekam, daya hafal terasah jika ada pengarah lapangan. Kata “ilmu kepribadian” jangan jauh-jauh, lama-lama geser pantat. Kawan setia setiap saat incar kelengahan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar