Halaman

Jumat, 07 Mei 2021

sétan-gèpèng ditinggal, memang incaran sétan

 sétan-gèpèng ditinggal, memang incaran sétan

 Terkadang, kadangkala kala saat diri ini mau olah kata. Agar tak sesat pikir, ingat ingatan judul lawas “Serial pe-jin pasif. Kedayagunaan sétan-gèpèng  untuk kontrak politik”. Bukti kelawasan pada status simpan 6/15/2018 9:07 PM. Kita cuplik bebas dua alinea dengan sedikit perubahan santai:

 Mampu menghimpun bukti, dalam bentuk gambar, foto atau jenis lainnya. Modal dasarnya adalah itikad mengungkit-ungkit ‘kuman di seberang lautan’. Berkat intervensi, campur tangan, konektivitas dengan makhluk asing (iblis, sétan, jin) maka seorang manusia dan atau semanusia orang menjadi ahli jual beli perkara. Sekaligus angkut angkut hal-hal yang bukan konsumsi umum.

 Memperkeruh dan semangkin memperkeruh suasana yang sedang keruh. Semakin cerdas kadar religinya, yang mana tentunya mengandalkan daya pikir, olah akal, tata logika, semakin akrab dengan makhluk asing (iblis, sétan, jin). Berita sampah bisa diolah menjadi mutiara kata. Rekam jejaknya, semakin tambah jam terbangnya, semakin merasa melebihi Rasulullah saw. Merasa punya hak untuk tindak turun tangan sampai tuntas. Keluar fatwa tanpa diminta. Lain waktu, jika diminta fatwa, malah obral komen.

 Fatwa berkemajuan selaku pratanda manusia tidak merugi adalah seperti kemarin, seperti biasanya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar