Halaman

Sabtu, 29 Mei 2021

daripada tidak berbuat

 daripada tidak berbuat

 Status posisi judul di antara kredo “di rumah (s)aja” dengan taat asas protokol kebangsaan di saat alih waktu sepi, senyap tidak ada pengawasan melekat maupun CCTV. Kriteria utama penentu pilihan bukan karena pertimbangan ekonomi. Karena semua babakan hasil kalkulasi ekonomi makro, global. Pasal untung rugi sudah diperhitungan sedemikian nylimet.

 Ikut arus kuat, membuat si kuat pun bukan jaminan aman, selamat, lancar sesuai rencana. Rajah tangan terdeteksi bakat sugih bondo. Nanging melarat bolo. Akhirnya biaya rawat aman secara legitimasi, tak terbayarkan. Menjadi sapi perahan pihak yang lebih licik. Picik secara politik, tapi paham luar dalam kursi konstitusi. Kendati masuk bursa konspirasi, skenario multipihak, harus kuat-kuat biaya operasi dan pemeliharaan.

 Asal pernah tinggal di ibukota negara, otomatis punya rasa nasionalisme. Beda jauh dengan kaum penglaju. Cari nafkah, rezeki, bekerja di ibukota negara, tapi tempat tinggal di kota perbatasan. Daya juang kelompok masyarakat pendatang, lebih teruji ketimbang penduduk aseli.

 Alih fungsi, dari lahan pertanian produktif menjadi kawasan komersial. Dalih pemerintah impor beras dan peluang pemerintah daerah dengan tambahan saku PAD. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar