Halaman

Rabu, 05 Mei 2021

daur ulang pikiran para pemikir bangsa, bapak bangsa

daur ulang pikiran para pemikir bangsa, bapak bangsa

 Tiap zaman akibat perubahan zaman sebelumnya. Menghasilkan gaya penyelenggara negara suka-suka. Babakan zaman reformasi, sejak bergulir dan mengucur deras dari puncaknya, 21 Mei 1998. Kendali, pingitan, koordinasi, komunikasi searah, pengawasan melekat selama kuasa Orde Baru. Akal politik anak bangsa nusantara kian terkontaminasi jauh dari makna sila “persatuan Indonesia”.

 Akhirnya, tapi masih dalam proses aktif. Beda nyata dengan pejuang literasi dan komunitas rasa bertanah air, menuju Indonesi merdeka 17 Agustus 1945. Ujaran kebencian terstruktur menjadi karakter utama moral “kontraktor politik” ketimbang gagasan bertanah air di nusantara. Teror kata lewat media massa arus utama maupun media massa arus pendek. Semakin merasa legitimasi diri abal-abal maupun mekanisme checks and balances sebatas di atas kertas.

 Ironis binti sinis, ketahuan kepengetahuan diri oknum maupun kolektif kolegial petugas partai semua jurusan, ketika ybs terkena OTT KPK. Atau terjerat kasus hukum lokal maupun global. Kapan mau disebut kontribusi relawan dengan aneka modus ujaran dan ajaran. 

Akhirnya, ada beberapa nama oknum pejabat, politisi, petugas partai kambuhan atau pihak terkait menjadi acuan, bukti “siapa berbuat apa karena”, pendukung fakta atas segala delik pidana. Operasi senyap membuat tersangka lenyap atau diamankan demi hukum. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar