Halaman

Minggu, 23 Mei 2021

undur-unduren ngunduri wayah lingsir

undur-unduren ngunduri wayah lingsir

 Jelang sore, gelap tanah. Hukum alam siang berganti. Jam operasi binatang malam. Ironis binti tragis, banyak pihak lebih semangat, super agresif disbanding dini hari. Tanpa formalitas apalagi tata moral gaul antar kepentingan. Tidak ada perbedaan strata, kasta antar pegiat malam hari. Penjaga malam bersifat lokal bukan aparat.

 Semacam ada tradisi hidup di malam hari. Di lingkungan yang heterogen atau ada dominasi strata komunitas tertentu, muncul gaya pemerintah malam hari. Warna partai politik tidak ada pengaruh. Etnis tertentu bisa menjadi penguasa malam di teritorialnya. Pasar bebas berlaku tanpa pengawas formal. Watak apa saja bisa dijumpai.

 Posisi nusantara di khatulistiwa menjadikan selang waktu siang tidak beda jauh dengan laju waktu malam. Kejadian malam hari bisa menentukan nuansa waktu matahari. Jelang terang tanah, ditandai oleh bahasa dan sinyal alam. Kehidupan malam berakhir. Beda perkara dengan manusia malam, siap ganti lakon dan perwatakan. 

Pewaris waktu matahari lebih tahan banting. Tidak kuat bersaing, akan terbontang-banting. Tidak ada kompromi politik. Waktu senja sedang dialami kaum reformis yang sudah salah arah, kebablasan. Mau balik arah atau putar haluan, terlanjur nikmat pantat duduk tanpa keringat diri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar