Halaman

Minggu, 11 April 2021

isaku wé gur ngono waé

isaku wé gur ngono waé

Lepas dari kaidah bahasa. Terlebih ngoko versi bahasa Jawa. Kian diresapi, diulang lafal, afsunnya malah tambah merasa otak dan akal sehat terperas. Pahaman pertama saat cerna judul. Jangan dilanjut-lanjutkan agar tak bias tafsir. Dibalik multitfsir judul, menunjukkan si pengolah kata bukan sekedar.

 Basa-basi beda niatan dasar dengan gaya subasita, duga prayoga, anuraga, sopan santun, tatakrama. Pengakuan diri karena tidak ada pihak lain yang menganggap dirinya. Bersyukur punya laku amalan. Agar lebih laku, lakukan secara rutin. Didawamkan. Soal ada tidaknya pengakuan pihak eksternal. Niat laku amal bukan ingin puji.

 Mengandalkan amalan mulia leluhur. Minimal selaku niai jual. Bukan menjual nama komersial. Kemuliaan diri dengan modal diri. Sah-sah saja melanjutkan tradisi keamalan tanjakan. Dijadikan modal turunan oleh anak keturunan. Ingat, hidup di dunia tidak sendirian. Justru di bawah tempurung ke-aku-an sumber segala sumber laku. 

Lanjut malah menjelaskan “ngono waé ora isa, isamu gur apa?”  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar