Halaman

Jumat, 02 April 2021

sudah untuk menambah umur

 sudah untuk menambah umur

 Roti gandum bukan kegemaran, cuma pilihan sederhana. Beda dengan non-gandum terletak pada kandungan perseratan. Rasa kenyal atau lumer di mulut. Tersedia di warung terdekat, pedagang roti, pesan lewat marketplace garwo atau ke toko swalayan.

 Kemasan pabrikan tertera selain merek, tanggal kedaluwarsa, komposisi, harga dan berat dalam satuan berat gram. Juga tidak. Menang merek, menjualkan produk, industri rumah tangga. Penampakan butiran gandum menjadi faktor penentu pilihan. Warna dasar cokelat. Karena kulit gandum ikut berproses menambah berat timbangan.

 Runyam jika kulit roti tidak ramah dengan gigi manula. Alternatif direndam dalam air susu mendidih. Sabar, tunggu sampai mengembang. Dua lapis, olesan roti kurang menggoyang lidah. Tebal lapis menentukan nasib jumlah. Sesuai bukaan mulut pemakan. Terasa tebal bisa dipres pakai tangan.

 Cerita terkait tentang penjual roti bersepeda. Modal pengeras suara. Bawa pagi masih belum terasa untungnya. Lanjut jual senja, malam. Penggemar roti gandum di tempat tinggal, umumnya manula semua gender. Langsung dikunyah tanpa isian, olesan. Harga lebih mahal ketimbang harga roti. Penyuka sekali bisa tiap pagi sarapan roti gandum.

 “Pak de, gandum masih . . . .”, sapa tanya atau promo. Kalau saya beli saat lapar. Untuk cadangan malam hari. Kalau saya jawab: “masih, belum habis . . .”. Si penjual maklum. Taktik promo standar, pakem jelas. Pagi tadi saat saya jemur diri sambil berolah tanam. Tanpa menoleh walau ada pihak mendekat. “pak de, gandum masih . . . . “. Langsung saya jawab tetap asyik ndangir pot tanaman hias: “Masih di perut”.

 Sang penjual malah tertawa ringan mengulang jawaban saya. Pembelajaran interaksi sosial beda kepentingan. Jaga status statis. Gaya komunikasi sang penjual roti terbentuk pembeli manula. Apalagi jika pembeli kesulitan mengeluarkan uang receh. Pakai lama. Plus menawar asal tawar. Padahal jelas bukan roti tawar.

 Kesempatan berikut jika masih sempat. Dimungkinkan sang penjual ajukan penawaran: “Pak de, rotinya masih di perut?”. Judul sebagai jawaban. Tunggu kejadian. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar