Halaman

Senin, 12 April 2021

yang tak goyah oleh hujatan

 yang tak goyah oleh hujatan

 Martabat yang melekat pada diri manusia, menjadi faktor pembeda dengan makhluk lainnya. Namun hak pemilikan martabat tidak serta merta menjaga wibawa ybs. Budi pekerti yang menjadi ciri diri dari manusia secara yuridis fungsional. Secara langsung akan menentukan martabat bahkan bentukan sisi lain dari kemuliaan manusia (karāmah insāniah).

 Berkat daya cerdas ideologi dan bantuan teknologi, manusia merasa modern, berkelas, bermerek. Merasa bermartabat manusia seutuhnya, manusia unggul. Atribut dunia terukur kasat mata, dikiranya bisa mendongkrak harga diri. Semula bukan siapa-siapa, berkat kendaraan politik, langsung masuk kasta “telah menjadi orang”.

 Formulasi dan struktur kemanusiaan secara yuridis formal. Justru rawan, rentan, riskan dengan gesekan, rayuan duniawi. Tepatnya, jatuh bangun seseorang karena sibuk diri dengan urusan dunia. Siang malam sigap 24 jam jaga martabat diri. Merasa legitimasi kurang meyakinkan atau dukungan kawan partai yang ssesuai biaya politik. Perlu perkuatan informal tapi terpercaya.

 Bahwasanya manusia adalah makhluk individual, makhluk relegius, dan makhluk sosial. Apa daya, mengandalkan salah satu status atau terbiasa tidak mensinergikan. Permsalahan hidup bermanusia menjadi tergantung hari baik, tanggal ganjil-genap atau nama luhur leluhur. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar