Halaman

Senin, 26 April 2021

ybs diam, berita diri terolah

ybs diam, berita diri terolah

 Persaingan hidup skala bebas. Mulai antar anggota keluarga hingga sampai antar warga msyarakat. Kemajuan kemanfaatab teknologi informasi dan komunikasi plus protokol sosial jaga jarak. Hindari jamah wajah sendiri plus transaksi bahasa lisan maupun bahasa tulis tanpa tatap muka. Praktek demokratis suarakan pendapat menjadi bebas cegatan. Juga tidak, gerakan fisik mencurigakan ada sanksi langsung.

 Ungkapan berlaku umum, menerus antar periode tanpa revisi, yaitu “musuh, seteru, lawan hanya satu, kebanyakan”. Bukan anak bangasa melayu nusantara jika melihat pihak lain serba lebih, ikut bangga. Kawanan pendengung, kelompok ahli penebar plus penabur berita fasik, komunitas pembelah bangsa dan sebangsanya. Semakin kebakaran jenggot, hati mendidih melihat wujud nyata sila “Persatuan Indonesia”.

 Pihak lain beda warna politik, berseberangan menjadi sasaran dan target empuk. Sekali libas, tebas dengan andalan kalimat, alinea, semboyan yang setan saja keheranan. Merasa tidak membisiki. Cipta kerja manusia berkesetanan, sudah disinyalir lewat fakta tangan petani tanam padi di sawah. Timbul lebih subur rumput liar, tanaman pengganggu hingga sampai serangan hama politik. 

Walhasil, pembunuhan karakter lebih mudah jika musuh, seteru, lawan lebih banyak, namun terurai berai tanpa ikatan moral. Sekali libas sederetan musuh, seteru, lawan terpapar, terkapar. Cadangan nasional nila sebelanga sudah melebihi kapasitas diri penguasa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar