Halaman

Minggu, 18 April 2021

kalah jadi arang, menang jadi pedagang arang

 kalah jadi arang, menang jadi pedagang arang

 “menang dapat tulang, kalah kebagian kuah”, status siap tayang 4/6/2019 6:22 AM. Entah bagaimana wujud peribahasa awalnya. Tiap suku punya perihal yang sama, hanya beda bahasa dan gaya ungkapan. Kejadian masa lalu yang reinkarnasi, mengilhami kejadian sekarang. Sejarah tidak pernah berulang sejalan dengan laju waktu.

 Namun ada kalanya, sisa-sisa peradaban mampu menyesuikan diri. Tidak perlu pakai faktor peubah secara radikal, progresif revolusioner. Problema klasik mengusik semua pihak, jika penganut berhala masa lalu tidak mau melihat fakta di depan mata. Biasasanya pemihak status quo dari pihak yang sudah merasa aman nyaman tenteram dengan posisi. Tepatnya penyandang berhala reformasi 3K.

 Semenjak beranjak anak bangsa pribumi nusantara berketurunan melek politik. Masih jauh dari strata cerdas ideologi. Sejarah membuktikan, bahwasanya kode etik, etika politik yang berlaku resmi hanya berbasis pada politik kekuasaan, bukan politik moral. Politik kekuasaan yaitu tindakan aksi politik secara yuridis konstitusional untuk meraih, menggapai, merebut, mempertahankan, memperpanjang, merebut kembali kekuasaan. Diyakini, dengan otoritas politik, kekuasaan politik di tangan, maka siapa saja bisa menjadi apa saja.

 Tak perlu berpanjang-panjang narasi. Selaku pembuka, pemanasan awal masuk kuak simak “kalah tetap utang, menang tambah tumpukan utang”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar