Halaman

Selasa, 13 April 2021

ketika laku jujur melampui nyali berani karena berhala reformasi

ketika laku jujur melampui nyali berani karena berhala reformasi

Keberanian anak balita tampak pada bentukan komunitas di jalan. Bergerombol bersepeda mupun jalan kaki penuhi jalan lingkungan. Usut tanpa survei, bebas jajak pendapat, model kilas balik secara kasat mata. Ternyata faktor subasita, duga prayoga, anuraga, sopan santun, tatakrama sudah lenyap dari sistem pendidikan dan atau pengajaran nsional. Diperkuat sudah lama senyap dalam lingkungan keluarga, rumah tangga sampai tataran lingkungan.

 Pendekatan keagamaan, kajian aliran, arus meyakini kepercayaan vs mempercayai keyakinan bebas haluan bebas, berbasis animisme-dinamisme. Atau bangkitan daya dorong batin manusia timur yang ramah dan gaul. Mengandalkan rasa cerdas diri berkat turunan dan tradisi pengenceran otak lewat asupan global. Tapi dengan serta merta alergi, antipati dengan kebaikan selaku manusia utuh.

 Kecerdasan rekayasa plus dukungan jasa teknologi yang mampu menembus kesakralan akal sehat, otak pikir diri sendiri. Ketentuan secara matemtis, terukur bisa dibuat bias, samar. Apalagi sesuatu kaidah yang abstrak, sesuai penjiwaan jiwa yang mencerna. 

Norma ‘jujur’ masih bersinggungan dengan takaran kuantitas, persantase. Peduli dengan proporsi maupun komposisi. Namun kiranya formulasi, rumusan formal ‘jujur’, bisa harga mati dan atau suka-suka. Tergantung kebutuhan pada saat dibutuhkan untuk penyelamat diri atau alat menggilas lawan beda kutub. Berada di tangan ahlinya, berlaku pasal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar