Halaman

Rabu, 14 April 2021

tunggang langgang vs tanggung langgeng

 tunggang langgang vs tanggung langgeng

Manusia boleh punya rencana. Boleh merasa serba bisa. Sah-sah saja menarik mundur sukses masa depan dengan modal jasa kakek nenek moyangnya. Harga masa lampau untuk membeli masa depan. Pemaksaan kehendak mengatasnamakan perut rakyat yang memang pola makan sederhana. Terbiasa kencangkan ikat pinggang dan kendor syarat politik dalam negeri.


Cerdas ideologi, paham politik, melek bernegara generasi bebas cegatan, sepertinya gampang terprovokasi jiwa sendiri. Gelar akademis tidak identik dengan kedewasaan membaca peta politik. Mereka punya idola, walau idola semu. Tak tahu kenapa mengidolakannya. Mungkin salah makan atau telan obat yang sudah kedaluwarsa.

 Masalahnya, kalau sudah urusan negara, rakyat lebih baik nyingkir. Ketimbang disingkirkan secara yuridis tak terlacak. Padahal aksi peminggiran secara sistematis. Daripada daripada. Kirim doa dan jaga diri agar tak terkontaminasi. Perkuat barisan tapak dan akar rumput, sigap menjadi obyek pijakan, injakan pihak kawal nusa.

 Ternyata panggung sandiwara politik nusantara, penuh kisah, sarat intrik dan konflik. Tidak sekedar kisah jasa kakek nenek moyangnya. Sekaligus juga melibatkan dendam, kebencian, agresi dan intimidasi. Secara tak langsung menjabarkan ketumpulan  hukum Negara. Bukti awal dimana moralitas publik mulai memudar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar