Halaman

Sabtu, 24 April 2021

cinta tanah-air vs nasionalisme setengah badan

cinta tanah-air vs nasionalisme setengah badan

Setiap insan manusia yang lahir punya bakat bawaan menjadi pemimpin. Pertimbangan faktor ajar dan pola panutan orang tua, keluarga, rumah tangga plus lingkungan tempat tinggal. Sekolah, madrasah pertama dan utama bagi cetak bakat pemimpin. Salah kaprah tentang batasan pemimpin. Identik pekerjaan dan jabatan formal. Ditambah pengertian ada sekolahnya. Macam sekolah untuk jadi jenderal.

 Format demokratisisasi rakyat lewat bentukan wakil rakyat. Semangkin memposisikan rakyat akar rumput, rakyat tapak, rakyat papan bawah. Penghuni lapis pertama, lapis dasar pemeringkatan status diri hidup di dunia. Peribahasa nasional “buah jatuh tak jauh dari pohonnya” menambah wawasan bahwa nasib seseorang tunggu nasib tiban.

 Namun ada fakta lokal mengungkapkan “tak semua buah layak santap”. Model guyon wong Jawa dengan gaya semu. Promo jual mangga manis, stock satu truck. Ketika ada cikal bakal pembeli tergiur tester, uji rasa sebelum membeli. Ternyata rasanya aneka rasa. Jauh rasa dari “manis”. Modus ngeles sang penjual, “makanya, simak nama mangga adalah mangga manis”. 

Jangan heran, banyak nama diri manusia terkesan punya bakat memimpin, bercita rasa merasa layak jadi nomor satu. Nyatanya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar