Halaman

Sabtu, 03 April 2021

pemaksaan kehendak vs perhendakan kepaksa

pemaksaan kehendak vs perhendakan kepaksa

Pertimbangan bahwasanya dua kata jika digabungkan menjadi satu penegertian. Ada istilah baku yang kutak tahu dan tidak mau tahu. Contoh judul, masuk pokok bahasan. Ahli bahasa bisa tuntut ganti untung. Terjadi penukarnasiban dua kata yang memang tetap bunyi. Faktor kebiasaan berbahasa suka-suka diri, masuk pasal ujaran bebas. Utamakan saling paham alias nyambung.

 Maju berkemajuan anak bangsa nusantara berketurunan melahirkan tata gaul musiman. Penguasa belum sempat membakukan, muncul varian varian anyar. Lebih berkelas dan langsung dimanfaatkan oleh semua ukuran bukaan mulut.

 Agar penguasa tidak kalah langkah. Ikut-ikutan secara lebih atraktif, vulgar dan pakai gaya-gayaan bak remaja tanggung. Substansi dijabarkan dengan redaksional serba tanggung, serba canggung. Dibilang bahasa politik, malah bikin perut mules tahan tawa miring. Disebut bahasa hukum yang panjang berulang bikin mata lelah sebelum waktu makan. Dikira bahasa ekonomi karena sarat istilah, bikin cepat BAB. 

Akhirnya, alat komunikasi secanggih apapun tetap tidak akan mampu menggantikan komunikasi dengan diri sendiri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar