Halaman

Senin, 19 April 2021

nasib diri tergantung manusia mengelola dan mengolah potensi amaliah

 nasib diri tergantung manusia mengelola dan mengolah potensi amaliah

 Faktor tak terduga menurut bahasa dan hukum manusia. Sesuai kadar akal sehat. Lepas dari dalil sebab-akibat. Tidak ada hubungan timbal balik antar kejadian perkara. Hukum keseimbangan, kesetaraan hanya ada di teori pemikiran kebatinan. Manusia wajib berproses diri berpacu melawan laju waktu yang pasti. Soal bisa sampai tujuan dengan selamat, bukan hak manusia.

 Bukankah nasib orang siapa duga. Formulasi kehidupan linier harian manusia: pagi kedelai, sore tempe. Prestasi selaku manusia makhluk mulia, tak jauh-jauh dari pasang surut, kembang kempis hidup dan berkehidupan. Dulu bagaimana, sekarang bagimana. Setiap bangkit pagi langsung cek status maunya apa hari ini.

 Mengulang paket nasib harian tanpa merasa bersalah. Tahu betul masih ada PR yang terbengkalai. Atau ada bonus harian yang belum tergapai. Hitung-hitungan untuk pasal fitur kalkulator “+” (tambah) dan atau “X” (kali). Yang lain abaikan atau nanti-nanti jika sempat, jika ingat, masih punya waktu luang.

 Padahal kata bijak “siji ping siji tetep siji”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar