Halaman

Sabtu, 10 April 2021

tempat tinggal hingga sampai tempat meninggal

tempat tinggal hingga sampai tempat meninggal

Keberadaan umat manusia di permukaan bumi. Secara umum sebagai kalifah. Peluang kembali ke surga. Tergantung kendaran agama pilihannya, rute yang ditempuh serta pemunyaan tiket. Jalan lurus plus jalur, lajur terfokus. Semboyan, di mana bumi dipijak, semua lokasi sama-sama untuk tegakkan agama.

 Wajar bin nalar, jika daya saing antar umat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menjadi laga bebas. Pakai hukum jalanan: siapa cepat pasti dapat. Ikut arus hukum rimba. Lebih hebat lagi ketika manusia menjadi sesama pemangsa, pemakan segala.

 Kehidupan di luar istana. Bukan mayoritas kehidupan bangsa. Indonesia sudah masuk peringkat sejahtera. Di jalanan sudah jarang terlihat ‘petugas kebersihan’ yang memungut puntung rokok. Anggaran belanja rumah tangga miskin mampu mendudukan konsumsi rokok di peringkat atas, utama, pokok.

 Di nusantara ini, pakai asas ‘kasih uang habis perkara’ sudah usang. Ada yang lebih manjur, mujarab, cespleng, tokcer. Tidak perlu repot-repot keluar uang rokok, uang bensin, uang lelah, uang duduk, uang dengar, uang pelicin, uang diam.

 Manusia diciptakan pada bentuk yang terbaik. Lebih lanjut, Al Qur’an menjelaskan: Allah swt yang menciptakan  dan menyempurnakan penciptaan-Nya. Membentuk manusia lalu membaguskan rupa. Dia membentuk rupa manusia dan dibaguskan-Nya.  Allah swt menyempurnakan kejadian manusia dan menjadikan susunan tubuh manusia seimbang.

 Masalahnya, proses kemanfaatan jiwa raga, efektivitas lahir batin, keterpaduan jasmani rokhani manusia sesuai perjalanan waktu, terkadang tak seiring sejalan. Tak berimbang. Kurang harmonis. Atau seolah tak ada sinergi. 

Generasi pemilik masa depan yang terbiasa membina jiwa tenang sampai ikhwal mendayagunakan akal sehat. Memuliakan diri sendiri dengan benar, betul, baik, bagus akan melaju. Lepas dari ketetapan-Nya. Berjuang menjadikan dirinya bermanfaat di manapun bumi dipijak. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar