Halaman

Rabu, 28 April 2021

bahasa tubuh siratan tata sombong diri

bahasa tubuh siratan tata sombong diri

 Gaya lelap seseorang bisa menampakkan rasa sombong yang terpendam. Ganti posisi tetap pada alur sombong yang seolah bagian integral jadi diri. Terlentang, terkapar menjadi posisi dan atraksi total tanpa adegan rekayasa. Suara dengus hidung dan atau mulut, bagian skenario pembagusan, pembenaran.

 Ajar ujar budi pekerti subversi kaum bangsa Jawa masih utuh rasa njawani tanpa oplosan. Semakin ditelusuri kian tampak bahwa unsur pembentuk rasa sombong, tidak jauh-jauh dari konsep hakikat hati. Pendekatan dari bawah, mulai dari sikap jujur menerima fakta diri secara aktif. Perubahan adalah hasil budi daya pemberdayan jiwa yang tenang, terkendali. Memperkuat landasan kekuatan percaya diri, peduli diri atas perubahan yang sudah terstruktur.

 Pendekatan dari atas selaku podoman peubah diri. Manusia bebas di jalur lurus, justru kian butuh petunjuk-Nya. Kehati-hatian memilah dan memilih langkah demi langkah. Merasa memilik seperangkat kelengkapan akal sehat yang teruji secara silsilah. Lebih daripada itu, eksistensi anggota tubuh dirasa jadi andalan harga diri. Komplit aneka bumbu alami pengendali wujudan sombong. 

Ditarik mundur, ironis binti sinis jika rasa keakuan – tahu diri betapa nilai diri – menjadi pembiak virus sombong. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar